Thursday, July 19, 2012

Anomali Dalam Kisah Abu Nawas

Abu Nawas, nama yang cukup saya kenal. Saya katakan "cukup" karena saya tidak kenal seperti saya mengenal teman-teman saya. Kadar "cukup" inilah yang membuat saya mencari tahu siapa dia sebenarnya. Di tengah pencarian itu, saya menemukan glitch, atau keanehan/kesalahan teknis, dalam kisah-kisahnya yang beredar di antara kita.

Siapakah Abu Nawas ? Tokoh yang dinggap badut namun juga dianggap ulama besar ini- sufi, tokoh super lucu yang tiada bandingnya ini aslinya orang Persia yang dilahirkan pada tahun 750M di Ahwaz meninggal pada tahun 819 M di Baghdad. Setelah dewasa ia mengembara ke Bashra dan Kufa. Di sana ia belajar bahasa Arab dan bergaul rapat sekali dengan orang-orang badui padang pasir. Karena pergaulannya itu ia mahir bahasa Arab dan adat istiadat dan kegemaran orang Arab, la juga pandai bersyair, berpanlun dan menyanyi. la sempat pulang ke negerinya, namun pergi lagi ke Baghdad bersama ayahnya, keduanya menghambakan diri kepada Sultan Harun Al Rasyid Raja Baghdad. [sumber].

Saya perhatikan dalam setiap blog, situs, buku, atau sumber apapun yang menceritakan Abu Nawas, sumber yang saya dapat selalu sumber yang bernuansa Islami. Abu Nawas dikisahkan sebagai tokoh terpuji yang selalu dielu-elukan bak pahlawan karena berani melawan ketidakbecusan Rajanya. Dengan kecerdikannya, Abu Nawas selalu bisa membuat Rajanya keki bahkan sampai nyaris terbunuh. Karena itu jugalah si Raja selalu mengincar Abu Nawas, bahkan sampai berniat membunuhnya. Raja yang disebut dalam kisah-kisahnya ini adalah Raja Baghdad Harun Al Rasyid.

Dinasti kekuasaan Abbasiyah memperoleh puncak kejayaannya pada masa Khalifah Harun Al Rasyid. Pada masa itu tidak ada satu negeri dibelahan bumi manapun yang memiliki karakteristik ilmu pengetahuan, tata kota, bangunan bangunan indah, studi ilmu pengetahuan dan penelitian serta peradaban masyarakat yang sederajat dengan Daulah Islamiyah Abbasiyah yang beribu kota di Bagdad. Kota Bagdad menjadi pusat ilmu pengetahuan dan banyak sarjana sarjana lahir dari kota ini. Ilmu agama juga memperoleh kemajuan yang pesat karena banyak Ulama ulama besar lahir pada masa ini.

Khalifah Harun Al Rasyid dikenal sebagai lelaki yang sholeh yang sangat mencintai ilmu pengetahuan. Beliau juga dekat dengan ulama dan sering meminta nasehat dari mereka. Bahkan anak anaknya menuntut ilmu kepada Imam Malik rahimahullah. Khalifah Harun Al Rasyid beserta anak anaknya sering menghadiri majelis ilmu Imam Malik yang membahas Kitab Al Muwatha’. Harun Al Rasyid juga memimpin rakyat dengan adil sehingga kemakmuran selalu menjadi prioritas utama kepemimpinannya. Diantara Ulama ulama yang biasa memberi nasihat kepadanya yaitu Ibnu Samak rahimahullah. Ibnu Samak seorang Ulama yang zuhud dan wara’. Tidak silau oleh gemerlap dunia dan senantiasa bersuara lantang dalam menyampaikan kebenaran.

[sumber].

Saya juga mencari berbagai informasi mengenai Harun Al Rasyid. Semua sumber yang saya dapat juga bernuansa Islami dan keterangan yang merujuk pada Raja/Sultan Bahgdad tersebut menjelaskan tentang Harun Al Rasyid yang terpuji. Ya, terpuji. Bukan tokoh seperti yang dipaparkan dalam kisah Abu Nawas.

Dua informasi tersebut saya pertemukan dan saya mendapati kejanggalan:

Pahlawan bernama Abu Nawas melawan "ketidakbecusan" Raja/Sultan yang soleh dan adil.


  1. Mengapa kisah Abu Nawas begitu berdengung, padahal "musuhnya" adalah Raja yang soleh dan adil?
  2. Mengapa Harun Al Rasyid yang ditemukan di berbagai sumber justru tokoh yang becus? -Hanya kisah Abu Nawas yang menceritakan ketidakbecusan Harun Al Rasyid.
  3. Siapa sebenarnya pihak yang menyebarkan kisah ini?

No comments:

Post a Comment