Kalau saya perhatikan apa yang terjadi pada setiap tahun, selain pada aturan agama, banyak orang juga menjadi patuh pada televisi, apalagi menjelang waktu Maghrib. Hampir setiap muslim menyalakan televisi pada jam tersebut. Membuat adzan Maghrib menjadi tayangan paling populer dengan rating tertinggi. Fakir ilmu seperti saya pun tahu bahwa adzan Maghrib punya rating tinggi di bulan Ramadhan, tak perlulah minta analisa dari perusahaan media monitoring.
Akibat rating tinggi itu maka di antara adzan Maghrib ada banyak sekali iklan. Dari sini saya mengamati dengan metode Ngelindur Ngetan Ngulon terhadap iklan-iklan yang ada di sekitar adzan Maghrib secara khusus, ataupun di bulan Ramadhan secara umum. Dan dari pengamatan itu saya menyimpulkan bahwa bulan Ramadhan adalah Bulan Penuh Ketakutan.
Berikut penjelasan singkatnya:
- Takut sakit maag.
Puasa identik dengan tidak makan. Puasa Ramadhan berarti tidak makan dalam kurun waktu satu bulan. Di hari biasa kita bisa sakit maag jika kita terlambat makan, atau tidak makan. Itu saja baru sehari. Ini satu bulan penuh, dari matahari terbit sampai matahari terbenam. Berarti sakit maag selama sebulan.
Pengertian ini membuat Produsen-Biro Iklan-Media Massa (yang saya gabungkan ke dalam grup bernama Trio Propaganda) membuat pemahaman baru bahwa puasa bisa membuat sakit maag. Pemahaman yang disebarkan melalui iklan mengenai nasihat/cara pengobatan sakit maag. Khususnya mengenai sakit maag yang ditimbulkan akibat puasa. Dari iklan-iklan tersebut ujungnya muncul ketakutan di masyarakat bahwa berpuasa bisa menimbulkan sakit maag. - Takut kekurangan cairan.
Sama seperti sakit maag di atas. Kalau di atas menceritakan puasa yang tidak makan dan bisa bikin sakit maag, di sini puasa tidak minum dan bisa membuat kita kurang cairan. Perhatikan saja beberapa iklan minuman. Mereka melulu menanamkan subliminal message mengenai kekurangan cairan akibat puasa. - Takut pingsan/sakit.
Setelah sakit maag dan kekurangan cairan, kita pun ditakut-takuti bahwa puasa akan membuat kita pingsan, bahkan sampai sakit. Perhatikan saja iklan multivitamin yang melulu menanamkan ide ke kita bahwa "jika mengkonsumsi multivitamin itu, maka puasa kita akan berhasil".
Ini logika sederhana. Ini logika berbalik. Jika B adalah hasil dari A, maka A akan menghasilkan B. Logika kita secara langsung ataupun tidak langsung akan berpikir bahwa ungkapan di atas berarti "jika tidak mengkonsumsi multivitamin itu, maka puasa tidak akan berhasil". Logika ini sering tertanam ke otak kita tanpa kita sadari, di sekitar penayangan adzan Maghrib.
Mungkin ada beberapa pesan ketakutan lain. Tapi baru segini yang bisa saya ungkapkan. Berapapun pesan ketakutan yang ada di media massa membuat saya bertanya:
Mengapa pesan-pesan ketakutan itu disampaikan dalam iklan-iklan (di bulan Ramadhan)?
Ramadhan itu bulan penuh pengampunan, bulan penuh berkah. Andai kita tahu kenapa Tuhan memerintahkan kita berpuasa, mungkin kita takkan peduli pada ketakutan-ketakutan hasil karya Trio Propaganda.
No comments:
Post a Comment